Selasa, 10 Februari 2015

Filosofi tembang Cublak-Cublak Suweng

Filosofi Lagu Cublak-Cublak Suweng 


 Cublak-Cublak Suweng adalah salah satu permainan anak dari Jawa, tentu bagi anak-anak jaman sekarang permainan ini sudah sangat langka, bahkan mungkin sudah tidak mengenal sama sekali.

Permainan Cublak-Cublak Suweng ini sangat bermanfaat bagi perkembangan Anak kita, diantaranya adalah mengajarkan anak belajar menyanyi, mencocokkan ritme lagu dengan gerakan tangan, mengenal bahasa Jawa, melatih motorik halus, belajar mengikuti aturan, serta latihan kerja sama.



Cara permainan cublak-cublak suweng adalah:
Permainan ini dimainkan oleh tiga sampai lima orang
Alat yang dipakai yaitu dengan menggunakan satu buah biji-bijian/ kerikil yang bisa digenggam.
Aturan bermain:
  1. Hom pim pah dulu untuk menentukan siapa yang menjadi Pak Empong. Setelah ketemu siapa yang menjadi Pak Empong, kemudian Pak Empong berbaring telungkup, anak-anak lain duduk melingkar. mengelilingi Pak Wmpong, Semua peserta membuka telapak tangan menghadap ke atas dan diletakkan di punggung Pak Empong.
  2. Salah satu anak memegang biji/ kerikil dan dipindah dari telapak tangan satu ke telapak tangan lainnya diiringi lagu Cublak-Cublek Suweng. “Cublak cublek suweng, suwenge ting gelenter, mambu ketundung gudel. Pak Empong lirak-lirik, sopo ngguyu delekke. Sir sir pong dele gosong, sir sir pong dele gosong”.
  3. Pada kalimat ”Sapa mau sing delekke” serahkan biji/ kerikil ke tangan seorang anak untuk disembunyikan dalam genggaman.
  4. Di akhir lagu, semua anak menggenggam kedua tangan masing-masing, pura-pura menyembunyikan kerikil, sambil menggerak-gerakkan tangan.
  5. Pak Empong bangun dan menebak di tangan siapa biji/ kerikil disembunyikan. Bila tebakannya benar, anak yang menggenggam biji/ kerikil gantian menjadi Pak Empong. Bila salah, Pak Empong kembali ke posisi semula dan permainan diulang lagi, dan mulai menyanyikan lagi lagu Cublak-Cublak Suweng.
ada beberapa versi dalam tembang cublak-cublak suweng ini, namun makna yang ada tetap sama. Fiosofi yang terkandung didalamnya pun juga tak jauh beda.

Berikut makna filosofi tembang cublak-cublak suweng:

Cublak-cublak suweng, suwenge teng gelenter,
mambu ketundhung gudel, pak empo lera-lere,
sopo ngguyu ndhelikake, Sir-sir pong dele kopong,
Sir-sir pong dele kopong, sir-sir pong dele kopong.

...

Cublak-cublak suweng,
Cublak artinya wadah (tempat). Suweng perhiasan (suweng: anting2) juga bisa diartikan Harta Sejati.
Cublak suweng: adahe perhiasan (tempat perhiasan).
artinya ada tempat harta berharga, yaitu Suweng (Suwung, Sepi, Sejati) atau Harta Sejati.

suwenge teng gelenter,
suwenge artinya Hartanya atau Perhiasannya. Teng gelenter: berserakan dimana-mana.
artinya: Harta Sejati itu berupa kebahagiaan sejati sebenarnya sudah ada berserakan di sekitar manusia.

mambu ketundhung gudel,
Mambu: tercium bau. Ketundung: yang dituju. Gudel: anak kebo.
artinya: Keberadaan harta sejati tersebut tercium oleh gudel (anak kebo atau bisa dimaknai sebagai orang bodoh) dan berusaha mencari harta sejati itu, sehingga dalam mencari harta itu dengan penuh nafsu ego, korupsi, kebodohan, dan keserakahan.

pak empo lera-lere,
Pak empong (bapak ompong) Lera-lere (menengok kanan kiri).
Orang-orang bodoh itu mirip orang tua ompong yang kebingungan. Meskipun hartanya melimpah, ternyata itu harta palsu, bukan Harta Sejati atau kebahagiaan sejati. Mereka kebingungan karena dikuasai oleh hawa nafsu keserakahannya sendiri.

sopo ngguyu ndhelikake,
Sopo ngguyu: Siapa yang tertawa, ndhelikake: Menyembunyikan.
artinya: Menggambarkan bahwa barang siapa bijaksana, dialah yang menemukan Tempat Harta Sejati atau kebahagian sejati. Dia adalah orang yang tersenyum-sumeleh dalam menjalani setiap keadaan hidup,
sekalipun berada di tengah-tengah kehidupan orang-orang yang serakah.

Sir-sir pong dele kopong,
Sir: jiwa, rasa, rahasia. Dele kopong:
artinya: di dalam hati nurani yang kosong, Bahwa untuk sampai kepada menemu Tempat Harta Sejati (Cublak Suweng), orang harus melepaskan diri dari atribut kemelekatan pada harta benda duniawi, mengosongkan diri, tersenyum sumeleh, rendah hati, tidak merendahkan sesama, serta senantiasa memakai rasa dan mengasah tajam Sir-nya atau hati nuraninya.

Banyak versi dalam mengartikan makna filosofi yang terkandung dalam tembang cublak-cublak suweng ini, kalau menurut saya maknanya adalah bahwasanya Harta Sejati atau kebahagiaan itu ada di mana-mana, di sekitar kita, namun jarang kita mampu melihatnya, jarang kita bisa menikmatinya, yang ada hanya keinginan mencari dan mencari dengan jalan apapun untuk menggapai kebahagiaan diri maupun harta sejati, bahkan dengan jalan yang keliru, sehingga tersesat dan tidak tahu dimana kebahagiaan sejati itu berada sehingga apa yang dicari selama ini adalah kopong/nothing.
Sesungguhnya kebahagiaan (Harta Sejati) itu ada dalam diri kita sendiri, tinggal kita sendiri yang akan menentukan dimana diri kita akan berusaha dengan jujur, dimana diri kita dapat menerima semuanya dengan hati ikhlas, dimana diri kita ada dengan hati penuh rasa syukur, di sinilah kebahagiaan sejati ini berada.

Selamat menyelami makna cublak-cublak suweng ^_^

Salam Loro Blonyo Production

6 komentar:

  1. Terima kasih kak :)
    izin untuk saya jadikan referensi esai saya boleh yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih jika ini bermanfaat,
      silahkan digunakan sebagai referensi esainya.
      semoga sukses.

      Salam Filosofi Jawa

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terimakasih infersdesign atas referensinya.
      semoga video berikutnya segera rilis ^_^

      Salam FIlosofi Jawa

      Hapus
  3. Bangga akan nilai2 yang dianut leluhur. Sangat penting untuk generasi muda melestarikannya. Lebih bangga lagi ada ~loroblonyo production~ yang berperan aktif mencerdaskan generasi muda. Sangat menantikan produksi berikutnya,

    BalasHapus